Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, sejak beberapa waktu lalu terus memberikan dampak signifikan bagi masyarakat sekitar. Salah satu dampak erupsi yang paling terasa adalah meluasnya sebaran abu vulkanik yang kini telah mencapai pemukiman warga. Kondisi ini menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan serta lingkungan.
Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi pada hari Jumat, 18 April 2025, pukul 10.00 WITA, erupsi eksplosif kembali terjadi dengan lontaran material abu vulkanik setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak kawah. Angin yang bertiup ke arah barat daya menyebabkan dampak erupsi berupa hujan abu yang cukup tebal di beberapa desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura. Desa-desa seperti Boru, Konga, dan Waiwuring dilaporkan menjadi wilayah dengan tingkat deposisi abu vulkanik terparah.
Salah satu dampak erupsi yang paling terlihat adalah tertutupnya rumah-rumah warga, jalanan, dan lahan pertanian oleh lapisan debu berwarna abu-abu. Ibu Maria, seorang warga Desa Boru, menuturkan bahwa sejak pagi hari, pekarangan rumahnya sudah dipenuhi debu halus. “Kami harus terus menyapu agar debunya tidak terlalu tebal di dalam rumah. Nafas juga terasa agak sesak,” ujarnya saat ditemui oleh tim relawan pada hari Sabtu, 19 April 2025.
Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, dampak erupsi berupa abu vulkanik juga menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan warga. Partikel-partikel halus abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan. Puskesmas Wulanggitang mencatat adanya peningkatan jumlah pasien dengan keluhan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) sejak intensitas erupsi meningkat. Dr. Anton, kepala puskesmas setempat, mengimbau warga untuk selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.
Lebih lanjut, dampak erupsi juga berpotensi mengancam sektor pertanian dan peternakan. Lapisan abu yang tebal pada tanaman dapat menghambat proses fotosintesis dan merusak hasil panen. Sementara itu, hewan ternak juga berisiko mengalami gangguan pernapasan jika menghirup abu vulkanik dalam jumlah banyak. Petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Flores Timur pada hari yang sama mulai melakukan pendataan kerugian yang dialami oleh para petani dan peternak akibat erupsi ini.
Pemerintah daerah bersama dengan berbagai pihak terkait seperti BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Flores Timur dan relawan terus berupaya menyalurkan bantuan berupa masker, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya kepada warga terdampak. Himbauan untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang juga terus disampaikan guna meminimalkan risiko dan dampak erupsi Gunung Lewotobi bagi masyarakat.